Pada tanggal 21 Maret 2015, Club Ayla Indonesia (CAI), khususnya Mother Chapter Bandung, memberikan suatu inovasi menarik dalam upaya meningkatkan performa kendaraan Daihatsu Ayla: manipulasi ECU atau Engine Control Unit, yang sering dikenal dengan istilah “Piggyback.”
Acara ini berlangsung di Astra Daihatsu Setiabudi Bandung, Jawa Barat, dan bersamaan dengan acara internal Astra Daihatsu yang mencakup uji coba mobil Daihatsu New Terios dan All New Sirion.
Ketua umum dan pendiri Club Ayla Indonesia, Ferry Wongsodiwirdjo, serta beberapa anggota dari Club Ayla Indonesia chapter Bandung, turut hadir untuk mendapatkan pengetahuan tentang teknik ini.
Dalam sesi coaching clinic tersebut, Ferry Wongsodiwirdjo menjelaskan beberapa poin penting mengenai fungsi manipulasi ECU:
- Meningkatkan Performa Kendaraan
Tujuan utama dari manipulasi ECU adalah untuk meningkatkan performa kendaraan. - Optimalisasi Langkah Spec-Down BBM
Manipulasi ECU membantu mengoptimalkan langkah Spec-Down BBM (bahan bakar) sambil meminimalkan efek negatifnya. - Meningkatkan Potensi Akselerasi
Melalui perangkat “Piggyback” yang dinamakan “Fertex” Ferry Texnology, komunitas CAI dapat memaksimalkan potensi akselerasi kendaraan dengan investasi modal yang terjangkau. - Mengendalikan Seluruh Komponen Mesin
Piggyback memungkinkan pengendalian komponen mesin, termasuk sistem pengapian dan sensor knock. Alternatif lain adalah dengan “bypass” perintah ECU menggunakan piggyback, yang merupakan perangkat untuk memanipulasi data ECU dan meningkatkan performa mobil. - Peran Utama ECU
Meskipun terdapat manipulasi, ECU tetap memegang peran utama dalam memberikan perintah, hanya saja perintah ini adalah hasil manipulasi piggyback.
Manipulasi ECU dapat dilakukan secara sederhana dengan perangkat seperti Dastek, Unichip, atau Piggyback yang dikenal dengan nama “Fertex.” Trik ini telah lama digunakan, terutama untuk kendaraan dengan sistem injeksi seperti KR Injeksi. Terdapat dua hasil manipulasi yang dapat dihasilkan: peningkatan efisiensi bahan bakar atau peningkatan performa mesin (meskipun lebih boros).
Manipulasi ini berfokus pada suhu yang terbaca oleh Sensor Udara Masuk, yang terletak di kotak Filter Udara. Dengan mengatur suhu ini, kita dapat mengontrol debit rasio bahan bakar yang disemprotkan oleh injector. Semakin panas suhu yang terbaca, semakin sedikit bahan bakar yang disemprotkan, dan sebaliknya.
Suhu yang terbaca oleh ECU biasanya berkisar antara 25 hingga 35 derajat Celsius di iklim Indonesia saat udara masuk ke ruang bakar. ECU akan menyesuaikan debit bahan bakar sesuai dengan suhu tersebut, sehingga kita dapat mengatur kekayaan campuran udara dan bahan bakar (Rich n Lean ratio).
Dengan menggunakan trik ini, kita dapat memanipulasi suhu yang terbaca oleh ECU. Misalnya, jika kita ingin efisiensi bahan bakar (IRIT), kita dapat menghubungkan kedua kabel (sinyal dan masa) Sensor Air Flow secara paralel dengan Resistor 6K. Jika kita ingin performa maksimal (JOSS), kita dapat menghubungkan kabel Sensor Air Flow secara seri dengan Potensiometer. Potensiometer memungkinkan kita untuk mengatur kekayaan campuran sesuai dengan kondisi lalu lintas. Hasilnya adalah akselerasi yang lebih impresif.
Inti dari coaching clinic ini adalah bahwa manipulasi ECU bertujuan untuk memprogram ulang pengaturan standar ECU, yang dapat meningkatkan performa mesin dengan aman tanpa menghapus garansi resmi ECU yang diberikan oleh pabrikan. Piggyback mampu mengubah AFR (Air To Fuel Ratio), yang pada gilirannya meningkatkan nilai Horse Power (HP) dan Torsi (Torque) mesin. Dengan demikian, teknik ini memberikan pemilik Daihatsu Ayla peluang untuk meningkatkan performa kendaraan mereka dengan cara yang efisien dan aman.